Selasa, 03 April 2012

askep keluarga pelayanan medikal bedah

 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dan keluarga inilah pendidikan kepada indifidu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga­keluarga yang ada disekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap Negara.
A.     KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1.      Definisi Keperawatan Medikal Bedah
Lingkup praktek keperawatan  medikal-bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit ; mengupayakan pemulihan sampai kliendapat mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan.
2.      Lingkup klien
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang dewasa, dengan pendekatan “one-to-one basis”. Kategori “dewasa” berimplikasi pada peerkembangan yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas perkembangan ini dapat berdampak pada perubahan peran dan respon psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan, dan hal ini perlu menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan kajian dan intervensi keperawatan. Pendekatan keperawatan harus memperhitungkan “level kedewasaan” klien yang ditangan, dengan demikian pe;ibatan dan pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal penting, sesuai dengan kondisinya; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities”
3.      Fokus telaahan
keperawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik actual maupun potensial. Dalam lingkup keperawatan medikal bedah, masalah kesehatan ini meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial sebagai akibat adanya penyakit, terjadinya trauma maupun kecacatan berikut respon klien yang unik dari aspek-aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Mengingat basis telaahan respon klien bersumber dari gangguan fisiologis, maka pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme terjadinya gangguan dan (potensi) manifestasi klinis dari gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan intervensi keperawatan.
Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada seluruh system tubuh meliputi system-sistem persyrafan; endokrin; pernafasan; kardiovaskuler; pencernaan; perkemihan; muskuloskeletal; integumen; kekebalan tubuh; pendengaran ; penglihatan serta permasalahan-permasalahan yang dapat secara umum menyertai seluruh gangguan system yaitu issue-isue yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal. 
4.      Lingkup Garapan
Lingkup garapan keperawatan  adalah kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan intervensinya. lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah segala hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai upaya untuk mengatasinya.
Guna menentukan berbagai hambatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan  modalitas yang tepat waktu untuk mengatasinya dibutuhkan keterampilan berfikir logis dan kritis dalam mengkaji secara tepat kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi, pada level serta kemungkinan penyebab apa (diagnosis keperawatan). Hal ini akan menentukan pada perlakuan (treatment) keperawatan, dan modalitas yang sesuai.
5.      Basis Intervensi
Basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah ketidakmampuan  klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. (Self care deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan  antara tuntutan kebutuhan (Self – care demand) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (Self-care ability) sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik pada setiap individu karena kebuthan akan self-care (Self care requirement) dapat berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berfikir logis-kritis, teknis dan telaah legal-etis untuk menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial atau suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.

B.     KONSEP KELUARGA
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian Keluarga yang perlu diketahui oleh mahasiswa, antara lain adalah :
1.      Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
2.      WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3.      Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
4.      Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5.      Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
6.      Bailon dan Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
7.      UU No. 10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya
8.      Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga


Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :
-          Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
-          Hubungan (darah / adopsi / kesepakatan)
-          Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
-          Ada peran masing-masing anggota keluarga
-          Ikatan emosional
C.     CIRI-CIRI KELUARGA
1.      Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton
a.       Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b.      Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c.       Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan.
d.      Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.       Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
2.      Ciri Keluarga Indonesia
a.         Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
b.        Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c.         Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses peniutusan dilakukan secara musyawara
D.     TIPE KELUARGA
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan
1.      Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.                    Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b.                   Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
2.      Secara Modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah
a.       Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b.      Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak­anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c.       Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
d.      Dyadic Nuclear
Suarni istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
e.       Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f.                      Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g.                    Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h.                    Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
i.                        Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j.                        Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
k.                    Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l.                        Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m.                Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n.                    Cohibing Coiple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o.                    Gay and lesbian family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga hams dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga hams bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.
E.   STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1.      Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah.
2.      Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dan sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3.      Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.  Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.  Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
F.      FUNGSI POKOK KELUARGA
Menurut Friedman (1998) Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a.       Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b.      Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah
c.       Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga
d.      Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e.       Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
G.     TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang yang dialami anggota keluarga secara tidak .langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3.      Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4.         Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.         Mempertahankan hubungan timbal balik =ara keluarga dan lenibaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)
H.     PERANAN KELUARGA
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan­harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan "Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan". Darpasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah
1.      Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung / pengayom, .pemberi rasa aman bagi setiap anggota kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
2.      Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak­anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
3.      Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual
I.        TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1.      Duvall (1985)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu : a. Kelua3rga barn
a.       (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
-         Membina hubungan intim yang memuaskan.
-         Menetapkan tujuan bersama.
-         Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
-         Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
-         Persiapan menjadi orang tua.
-         Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)
b.      Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
-         Suami merasa diabaikan.
-         Peningkatan peselisihan dan argumen.
-         Interupsi dalam jadwal kontinu.
-         Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
-         Adaptasi pernbahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
-         Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
-         Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan.
-         Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
-         Konseling KB post partum 6 minggu.
-         Menata ruang untuk anak.
-         Biaya/dana Child Bearing.
-         Memfasilitasi role leafing anggota keluarga.
-         Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.       Keluarga dengan anak pra sekolah
Ttigas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-         Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
-         Membantu anak bersosialisasi.
-         Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
-         Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
-         Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
-         Pembagian tanggung jawab.
-         Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.      Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-         Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas
-         Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
-         Menyediakan aktifitas untuk anak.
-         Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
-         Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
e.       Keluarga dengan anak remaja (13-20 th)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-         Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai mem. iliki otonomi).
-         Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi). Memilihara hubungan intim dalam keluarga
-         Mempersiapkan perubahan system peran dam. peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f.        Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-         Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
-         Mempertahankan keintiman.
-         Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat
-         Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
-         Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
-         Berperan suami-istri kakek dan nenek.
-         Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
g.       Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
-          Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.
-          Memulihkan hubungan antara generasi muda tua. Keakrapan dengan pasangan.
-          Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga. Persiapan masa tua/pensiun.
h.       Keluarga lanjut usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-          Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.
-          Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
-          Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat \
-          Melakukan life review masa lalu .
2.      Carter & Mc Goldrick (1989).
Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu :
a.         Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
b.         Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c.         Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai usia sekolah)
d.         Keluarga yang memiliki anak dewasa
e.         Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f.          Keluarga lansia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar