Senin, 19 Desember 2011

Asuhan keperawatan Disfungsi Pituitari

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.     Hiperfungsi Hipofise
1.    Pengkajian
a.    Riwayat penyakit ; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantung pada hormon mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan.
b.    Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
c.    Keluhan utama, mencakup :
1)   Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh  seperti jari-jari, tangan, dsb.
2)   Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi.
3)   Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.
4)   Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.
5)   Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T.
6)   Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan, penglihatan ganda, dsb.
7)   Kesulitan dalam berhubungan seksual.
8)   Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup keteraturan, kesulitan hamil.
9)   Libido seksual menurun
10)                        Impotensia.
d.    Pemeriksaan fisik mencakup:
1)   Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, tulang supraorbita menjolok.
2)   Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok kedepan.
3)   Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.

4)   Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus.
5)   Amati perubahan pada persendian di mana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak. Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas.
6)   Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat.
7)   Suara membesar karena hipertropi laring.
8)   Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali.
9)   Hipertensi
10)                        Disfagia akibat lidah membesar.
11)                        Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar
e.    Pemeriksaan diagnostik mencakup :
1)   Kadar prolaktin serum : ACTH, GH
2)   Foto tengkorak
3)   CT Scan otak
4)   Angiografi
5)   Tes supresi dengan Dexamethason
6)   Tes toleransi glukosa.

2.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperpituitarisme.
a.    Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.
b.   Disfungsi seksual b.d penurunan libido; infertilitas.
Diagnosa keperawatan tambahan yang juga dijumpai adalah:
a.    Nyeri (kepala, punggung) b.d penekanan jaringan oleh tumor; hormon pertumbuhan yang berlebihan.
b.   Takut b.d ancaman kematian akibat tumor otak.
c.    Ansietas b.d ancaman terhadap perubahan status kesehatan.


d.   Koping individu tak efektif b.d hilangnya kontrol terhadap tubuh.
e.    Keterbatasan aktivitas b.d kelemahan, letargi.
f.     Perubahan sensori-perseptual (penglihatan) b.d gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

3.    Rencana Tindakan Keperawatan
a.    Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.
Tujuan :
Dalam waktu 2-3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positif.
Intervensi keperawatan :
1)   Nonpembedahan
·      Klien dengan kelebihan GH
a)    Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnya,
b)   Bantu klien mengidentifikasi kekuatanya serta segi-segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien.
·      Klien dengan kelebihan prolaktin
a)    Yakinkan klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang dengan pengobatan (ginekomastia, galaktorea).
b)   Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.

2)   Pemberian obat-obatan
a)    Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti: Bromokriptin (Parlodel), merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikro adenoma, prolaktin adapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.
b)   Observasi efek samping pemberian bromokriptin seperti:
Hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, dan konstipasi.
c)    Kolaborasi pemberian terapi radiasi.
d)   Awasi efek samping terapi radiasi seperti: hipopituitarisme, kerusakan nervus optikus, disfungsi hipotalamus, dan perubahan lapang pandang.
e)    Kolaborasi tindakan pembedahan.


b.    Disfungsi seksual b.d hilangnya libido, infertilitas dan impotensi.
Tujuan :
Klien akan mencapai tingkat kepuasan pribadi dari fungsi seksual
Intervensi keperawatan:
1)   Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman klien terhadap fungsi seksualnya.
2)   Dorong agar klien mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya.
3)   Kolaborasi pemberian obat-obatan bromokriptin.
4)   Bila masalah ini timbul setelah hipofisektomi, kolaborasi pemberian gonadotropin.

4.    Tindakan Keperawatan dan Pembedahan
Hipofisektomi adalah tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan. Prosedur operasi tersebut mencakup tindakan transpenoidal hipofisektomi dengan narkose. Insisi pada lapisan dalam bibir atas dan masuk ke sella tursika melalui sinus spenoidalis. Yang kedua adalah transfrontal kraniotomi yaitu dengan membuka rongga kranium melalui tulang frontal.
Secara umum prinsip perawatan kllien dengan hipofisektomi adalah sebagai berikut :
a      Pantau status neurologi klien
b     Pantau keseimbangan cairan khususnya terhadap haluaran yang berlebihan dari masukan karena dapat terjadi diabetes insipidus transien.
c      Dorong klien untuk mempertahankan ventilasi paru dengan latihan nafas dalam.
d     Anjurkan klien untuk tidak batuk, menggosok hidung atau bersin.
5.    Evaluasi
a      Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam dirinya.
b     Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, tanpa merasa malu akan perbedaan dalam dirinya
c       Klien mampu beraktivitas secara mandiri




B.     Hipofungsi Hipofise
1.      Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain mencakup :
a      Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.
b     Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang defisiasi gonadotropin nyata pada masa pra remaja.
c      Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme.
d     Berat dan tinggi badan saat lahir.
e      Keluhan utama klien :
1)   Pertumbuhan lambat
2)   Ukuran otot dan tulang kecil
3)   Tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang : tidak ada rambut pubis dan aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain-lain.
f       Pemeriksaan Fisik
1)      Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukuran BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut aksila dan pubis, dan pada klien pria, amati pula pertumbuhan rambut di wajah (jenggot dan kumis )
2)      Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar
g      Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
h      Data penunjang dari hsil pemeriksaan diagnostik eperti :
1)   Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika
2)   Pemeriksaan serum darah : LH dan FSH , GH, prolaktin, kortisol, aldosteron, testosteron, androgen, tes stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormon.



2.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dijumpai pada klien hipopituitarisme adalah :
a      Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.
b     Disfungsi seksual
c      Koping individu tak efektif
d     Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan, dan perawatan di rumah.
e      Harga diri rendah b.d perubahan penampilan tubuh.
f       Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) b.d gangguan transmisi implus sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus .
g      Ansietas b.d ancaman atau perubahan status kesehatan.
h      Defisit perawatan diri b.d menurunnya kekuatan otot.
i        Gangguan integritas kulit (kekeringan ) b.d menurunnya kadar hormonal

3.      Rencana Tindakan Keperawatan
Secara umum tujuan yang diharapkan dari perawatan klien dengan hipofungsi hipofisis adalah :
a      Klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi.
b     Klien dapat berpartisipasi aktif dalam program pengobatan
c      Klien dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari -hari
d     Klien bebas dari rasa cemas.
e      Klien terhindar dari komplikasi

4.      Tindakan Keperawatan
a      Defisiensi Gonadotropin
Pria post pubertas diberikan androgen (testosteron). Lebih efektif dengan pemberian intramuskular. Jelaskan maksud pemberian obat dan cara penggunaan. Obat dan dosis biasanya bertahap dengan diawali dosis minimal dan setiap bulannya dinaikan sampai ditemukan dosis yang tepat.



Observasi efek samping penggunaan testosteron seperti ginekomastia dan hipertropi inprostat. Efek maksimal obat ini akan meningkatkan ukuran penis, meningkatkan libido, massa otot dan tulang bertambah, kekuatan otot meningkat dan juga pertumbuhan rambut dada, aksila, serta pubis, sehingga dapat mengembalikan citra diri dan harga diri.
Wanita yang telah mencapai pubertas, mendapat therapy estrogen dan progesteron. Jelaskan hal-hal yang perlu diwaspadai klien seperti hipertensi dan tromboplebitis. Anjurkan agar melakukan follow up secara teratur. Bila menginginkan kehamilan, klien diberi chlomiphene citrat (clonid) untuk merangsang ovulasi.

b     Defisiensi hormon pertumbuhan (GH)
1)   Pemberian hormon pertumbuhan sintetis (eksogen). Somatotropin (Humatrop) harus diberikan sebelum epifise tulang menutup yaitu sebelum masa pubertas.
2)   Ciptakan kondisi agar klien dapat dengan bebas mengungkapkan perasaan dan pikirannya tentang perubahan tubuh yang dialaminya.
3)   Bangkitkan motivasi agar klien mau melaksanakan program pengobatan yang sudah ditentukan.
4)   Anjurkan klien memeriksakan diri secara teratur ke tempat pelayanan terdekat.
5)   Anjurkan pada keluarga untuk dapat membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-harinya bila diperlukan serta dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam keluarga seperti menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar anggota keluarga.
6)   Bantu klien untuk mengembangkan sisi positif yang dimiliki serta membantu untuk beradaptasi.
7)   Ajarkan klien cara melakukan perawatan kulit secara teratur setiap hari. Mengguanakan lotion pelembab sangat dianjurkan, tidak menggaruk kulit karena kulit sangat mudah mengalami iritasi.

8)   Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, pengobatan dan kunci keberhasilan pengobatan.
9)   Bagi pasangan yang menginginkan keturunan bangkitkan motivasi mereka untuk dapat mengikuti program pengobatan secara teratur dan berkesinambungan karena untuk upaya ini memerlukan waktu yang lama sehingga butuh kesabaran. Bila dengan pengobatan tidak berhasil maka bantu pasangan untuk mencari jalan keluar seperti mengadopsi anak atau hal-hal lain yang mereka sepakati.

5.      Evaluasi
a      Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam dirinya.
b      Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,tanpa merasa malu akan perbedaan dalam dirinya
c       Klien mampu beraktivitas secara mandiri










Tidak ada komentar:

Posting Komentar