Senin, 19 Desember 2011

roleplay lansia

BAB III
ROLEPLAY

Di dalam RolePlay ini Penulis menggunakan Pendekatan Psikologis dan beberapa teknik komunikasi pada lansia salah satu nya adalah Teknik Asertif yaitu sikap yang dapat di terima, memahami pasangan bicara dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicara  dapat di mengerti. Dalam Dialog ini perawat menggunakan teknik komunikasi asertif.
Agus Zenol M  Sebagai Cucu
Anis H  Sebagai Nenek
Rina Sebagai Perawat
Pada suatu hari, tepatnya tiga hari yang lalu di  kota pontianak, tinggalah seorang nenek yang bernama Anis, Beliau berumur 69 Tahun dan telah lama menjanda, suaminya meninggal karena tenggelam di sungai kapuas. Beliau kini tinggal bersama seorang cucu yang bernama Agus. Anak-anak Nenek itu tinggal di luar daerah kalimantan yaitu di Bandung dan hanya satu tahun sekali datang menjenguknya.
Cucu nya yang bernama Agus itu adalah cucu yang nakal sekali, tidak pernah mendengarkan apa kata nenek Anis. Cucu nya itu kuliah di salah satu kampus ternama di Pontianak. Cucunya itu juga jarang pulang ke rumah, dan jikalau pulang pun hanya untuk istirahat tidur dan makan saja.
Dalam keluarga tersebut sering terjadi keributan antara Nenek dan cucunya. Si Agus sering kali memerintah sang nenek untuk menuruti semua kemauan cucunya si Agus itu. Jikalau tidak di turuti, si agus tidak segan untuk memukuli neneknya bahkan pernah sampai pingsan.
Sehingga pada suatu pagi hari, tepatnya pada hari jum’at.....terjadilah dialog sebagai berikut :
Agus                    :       “Nek......!!! di mana kaos kaki Agus??!! Udah telat ni....”
Anis                      :       “Iye cu....sabar sebentar...ini lagi nenek cari. Nenek lupa di mana nyimpannya.....”
Agus              :              “Uch.......dasar nenek nenek!!!! Cepat donk!!! Sekarang udah jam 06.50......”
Anis               :              “iya cucuku sayang.....ini saos cabe nya.....”
Agus              :              “Ya ampun nenek tua!!!!!!bukan saos cabe yang saya cari!!! Tapi kaos kaki!!! Dasar Tuli,Bau tanah, Kenapa nggak meninggal aja sich??!!”
Anis               :              “Astaqfirullah.....tega kamu cu....( sambil meneteskan air mata kesedihan )”
Agus              :              “Akh.....!!!!peduli amat!!!!cepetan ambilkan kaos kaki agus!!!
Anis               :              “( Dengan langkah gontai tak terarah,nenek pun mencari kaos kaki cucu nya itu )
Agus              :              “Nek!!!udah ketemu...ternyata kaosnya ada di dalam sepatu”
Anis               :              “Cucuku....ada uang jajan nggak??sini nenek kasi uang jajan... nenek Cuma ada Rp.3000 ni....ambilah cu....”
Agus              :              “Apa nek???!! Rp.3000 ???? Mending nggak usah aja nek.... simpan saja untuk beli peti mati nenek!!!
Nenek anis pun hanya bisa sabar dan menarik nafas yang sungguh dalam. Bukan hanya kali ini saja nenek anis di buat begitu, tapi sudah sering bahkan kata-kata yang terucap dari mulut cucunya itu lebih menusuk.
Hingga pada siang hari jum’at itu, cucunya pulang kuliah pada pukul 11.20. Agus tanpa mengucapkan salam lansung saja masuk dan dengan pandangan sinis lansung menuju kamar dan berbaring sambil mendengarkan musik lagu ayu ting-ting dengan keras sekali.
Anis                   :         “agus cucuku sayang......baru pulang ya???
Agus                  :         “( Hanya menutup telinga dan pura-pura tidak mendengar serta sambil bernyanyi...)”  Kemana.....kemana.....kemana........asyik.....!!”
Anis                   :         “ ‘Astaqfirullah.......Agus,sekarang kan hari jum’at...siap  siap sholat jum’at donk...”
Agus                  :         “nggak mau!!!nenek aja yang sholat!!kan nenek sebentar lagi meninggal,udah bau tanah.....”
Kesabaran nenek pun semakin di uji oleh kata-kata perih yang selalu terucap dari bibir sang cucu tersayang dan semata wayangnya itu. Hingga akhirnya sang nenek memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan tidak tau hendak menuju kemana...
Hingga tiba pada sore hari jum’at itu sang nenek memutuskan untuk pergi tanpa memberi kabar kepada siapapun. Ternyata nenek itu pergi ke rumah peristirahatan terakhir suaminya yang pergi mendahuluinya. Dengan langkah yang lemah gemulai di iringi tongkat peninggalan suaminya, sang nenek pun menuju pemakaman suaminya. Disana ia menangis, mengadu kepada suaminya tentang perilaku cucunya dan apa yang dialaminya saat ini. Ia tak peduli berapa lama ia akan tinggal di samping pemakaman suaminya itu, hanya itulah yang bisa membuatnya tenang.
Tak lama kemudian, terdengar lah suara adzan isya berkumandang...sang nenek pun menghapus air matanya dan berwudhu serta sholat di samping makam suaminya. Merasa aneh, sang perawat yang baru saja ingin berangkat dinas lansung mendekati sang nenek. Setelah selesai sholat, sang perawat itu pun menghampiri nenek itu.....
Rina                   :         “Assalamualaikum nek.....”
Anis                   :         “ Waalaikumsalam...”
Rina                   :         “ Saya Rina nek, perawat di rumah sakit sudarso, Kenapa nenek malam-malam ada disini?”
Anis                   :         “(nenek itu hanya terdiam...)”
Rina                      :       “nek....kelihatannya nenek sedang sedih...kenapa? (sambil merangkul tangan nenek itu)”mari ikut dengan saya nek.... tidak baik malam-malam nenek di sini, cuaca juga sangat dingin tidak baik untuk kesehatan.”
Anis                   :         “Tapi saya tidak mau pulang kerumah...”
Rina                   :         “Iya nek...saya mengerti apa yang nenek rasakan....nek, .nanti di ruangan kita bicarakan lagi ya nek...dan sekarang sebaiknya nenek ikut dulu dengan saya ya....”
Anis                   :         “Baiklah nak....”





Akhirnya nenek Anis dan Perawat Rina pun lansung menuju tempat dinasnya menggunakan mobil pribadi milik Perwat Rina . Sebelum sampai ke ruangan, nenek itu di ajak makan oleh Perawat Rina. Nenek pun merasa sangat di hargai dan senyum manis tampak di raut wajah nenek itu sambil menangis terharu.
Setibanya di Ruang jaga sang nenek pun di perlakukan sama oleh teman-teman perawat, sangat ramah dan baik sekali. Perawat Rina paham betul bagaimana cara melakukan pendekatan terhadap lansia dan Rina juga mengerti bagaimana cara berkomunikasi kepada lansia. Rina menggunakan teknik asertif dalam berkomunikasi kepada nenek anis.
Rina                 :      “   Nek, nenek istirahat saja dulu...nenek mau tidur atau berbaring? Tapi sebaiknya nenek berbaring saja dulu ya...”
Anis                 :      “iya nak...terima kasih ya....”( Nenek itu sesekali mengeluarkan air mata”
Rina                 :      “ kenapa nenek mengeluarkan air mata?? Maaf nek kalu misalkan saya mengucapkan kata-kata yang menyinggung hati nenek?( Rina paham,kalau lansia adalah orang yang mudah tersinggung)
Anis                 :      “ Bukan nak...nenek bukan menangis karna itu....tapi nenek merasa terharu. Baru ini lah nenek di perlakukan sebaik ini.”
Rina                 :      “owh..begitu... Owh iya nek...kenapa tadi nenek sendirian dan menangis di pemakaman ? apakah suami nenek meninggal?
Anis                 :      “ Bukan nak,suami nenek sudah lama meninggal. Nenek menangis tadi sore karena nenek sudah tidak tahan lagi tinggal dirumah?”
Rina                 :      “ Owh seperti itu...lalu emangnya kenapa dengan keadaan rumah nenek?Apa yang membuat nenek tidak betah?”
Anis                 :      “Itu lah nak....nenek mempunyai cucu yang kurang ajar, sering memaki nenek dan tidak pernah menghargai nenek. ”
Rina                 :      “ Mungkin dia masih belum bisa memahami keadaan nenek..nenek yang sabar aja ya..”(empati)
Nenek itu pun bercerita tentang keadaan dan situasi yang dihadapinya selama ini. Rina juga sudah paham bagaimana cara berkomunikasi dengan lansia dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika nenek sedang bicara dan rina juga sudah menghibur hati nenek itu. Setelah nenek itu istirahat tidur, rina pun menelpon cucu nenek itu. Rina mendapatkan nomor telepon rumah itu dari sang nenek. Sang cucu pun merasa menyesal dalam menghadapi keadaan ini, akhirnya sang cucu pun berniat untuk merubah tingkah laku nya yang buruk itu.
Ke esokan harinya sang cucu pun menjemput nenek itu,dan meminta maaf serta berjanji kepada si nenek untuk mengubah prilakunya selama ini.
Akhirnya sang nenek pun kembali lagi kerumah dan Agus cucu nya itu menjaga neneknya dengan penuh kasih sayang dan berkomunikasi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar