Kamis, 08 Maret 2012

nematoda jaringan

NEMATODA JARINGAN
* Wuchereria bancrofti * (filariasis bancrofit)
Terdapat didaerah beriklim tropis, menyebabkan filariasis limpatik, berbentuk benang halus berwarna putih susu. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung yang hidup dialiran darah tepi (secara periodik nokturna) pada waktu malam. Pada siang hari mikrofilaria terdapat dikapiler alat dalam (paru, jantung, ginjal, dll).
Dipasifik periodesitas W.bancrofti subperiodik diurna (mikrofilaria terdapat didalam darah siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih banyak pada waktu siang).
Dimuangthai terdapat suatu daerah yang periodesitas subperiodik nokturna.
Ditularkan oleh nyamuk culex quinguefasciatus (kota), anopheles dan aedes (desa)
Patologi dan gejala klinik;
Dibagi dalam 2 kelompok
1. Cacing dewasa
Menimbulkan limfadenitis dan limfangitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan osbtruksi manahun 10-15 tahun kemudian.
2. Mikrofilaria → biasanya tidak menimbulkan kelainan, dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan occult filariasis.
Pada stadium akut
Ditandai dengan gejala peradangan pada saluran dan kelenjar limfe. Yang paling sering dijumpai adalah peradangan pada sistem limpatik alat kelamin pria menimbulkan funikulitis, epididimitis dan orkitis. Saluran sperma meradang, membengkak menyerupai tali dan sangat nyeri bila diraba.
Pada stadium manahun
Paling sering dijumpai adalah hidrokel, elefantiasis seluruh tungkai, lengan, buah zakar, payudara, vulva dan kadang-kadang dapat pula terjadi kiluria.
Pengobatan dan Prognosis
Obta pilihan untuk infeksi ini adalah DEC (dietilkarbamasiin sitrat), 6 mg DEC/kg BB/hari, selama 12 hari (dibagi dalam 3 pemberian). Umumnya memerlukan cure 2-3 kali. Kemungkinan efek samping dari penggunaan obat ini adalah demam, mual, dan muntah. Kadang-kadang limfadenitis/limfangitis. Efek samping ini bersifat sementara, hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-5 hari. Untuk mengurangi efek samping obat, DEC diberikan dosis yang lebih rendah, namun untuk waktu yang lebih lama agar dosis totalnya sama. Atau obat diberikan seminggu sekali, sebulan sekali, atau setahun sekali. Ini terutama untuk pengobatan masal. Tahap yang diobati adalah stadium mikrofilaria, stadium akut, limfedema, chyluria (kiluria) dan stadium dini elefantasis. Hidrokel dan elefantasis lanjut biasanya harus ditanggulangi dengan pembedahan. Catatan: Obat DEC tidak berkhasiat untuk pencegahan.


*Brugia malayi dan Brugia timori * (filariasis Brugia)
B. malayi dibagi menjadi 2 varian (filariasis malayi) :
- Yang hidup pada manusia
- Yang hidup pada manusia dan hewan ( kucing, kera, dll )
B. timori hanya hidup pada manusia ( filariasis timori).
B. Malayi terdapat disebagian negara – negara diasia.
B. Timori hanya terdapat diindonesia bagian timur (pula timor, flores, rote, alor dan beberapa pulau kecil di NTT).
Cacing ini hidup dalam saluran dan pembuluh limfe, berbentuk benang halus seperti susu.
Morfologi B. malayi bersifat non periodic (tidak beraturan), ditularkan o/ nyamuk Anopheles barbirostris (manusia), dan nyamuk mansonia (hewan).
Morfologi B. timori bersifat periodic nokturna (pada malam hari) ditularkan o/ nyamuk Anopheles barbirostris.
Patologi dan Gejala Klinik
1.Gejala klinis B. malayi sama dengan B. Timori. Tapi berbeda dengan klinis filariasis bancrofti.
2. Stadium akut ditandai demam, peradangan saluran dan kelenjar limfe yang hilang timbul berulang – ulang, dan peradangan ini sering timbul setelah penderita berkerja berat dilandang atau disawah.
3. Peradangan pada saluran limfe dapat terlihat sebagai garis merah yang menjalar kebawah. Pada stadium ini tungkai bawah biasannya ikut membekak dan menimbulkan gejala limfedema.
4. Limfadenitis pada tungkai bawah (pangkal baha) ini dapat berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Bila sembuh akan meninggalkan bekas parut (gejala objektif filariasis limfatik)
5. Pada filariasis Brugia, sistem limfe alat kelamin tidak pernah tertekan.
6. Limfedema biasanya hilang setelah gejala peradangan menyembuh, tetapi dengan serangan berulang, lambat laun pembengkakan tungkai tidak hilang walaupun peradangan sembuh, akhirnya timbullah elefantiasis.
7. Pada filariasis brugia, elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah (dibawah lutut atau siku). Alat kelamin dan payudara tidak pernah terkena.
8. Filariasis brugia penyebarannya bersifat lokal.
9. B. timori hanya terdapat dipedesaan / persawahan karena vektornya tidak dapat berkembang biak diperkotaan.
10. B. Malayi hanya terdapat didaerah pinggir pantai atau daerah aliran sungai dengan rawa – rawa.

* Occult filariasis ( Tropical Pulmonary Esosinophilia ) *
Adalah penyakit filariasis limfatik yang disebabkan oleh penghancuran microfilaria dalam jumlah yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh penderita. Mikroffilaria dihancurkan oleh zat anti dalam tubuh hospes akibat hipersensitifitas terhadap microfilaria ( antigen )
Gejala berupa hiperosinophilia, kadar IgE meningkat dan kelainan klinis manahun dengan pembengkakan kelenjar limfe (bag. Inguinal, leher, lipat siku). Bahkan diseluruh tubuh menyerupai penyakit HODGKIN, dan dapat pula mengenai paru (batuk, asma bronchial / sesak napas terutama malam hari, dengan dahak yang kental dan mukoporulen).
* Loa – loa / cacing loa / cacing mata *
Hanya ditemukan pada manusia, Penyakitnya adalah Loasis atau calabar swelling.
Terdapat diafrika barat, tengah, sudan, Angola. Kongo, kamerun dan Nigeria (daerah khatulistiwa dengan hutan yang berhujan dengan kelembaban tinggi), ditularkan oleh lalat chrysops. Parasit ini hidup dalam jaringan subkutan. Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang beredar dalam darah pada siang hari (diurna) dan pada malam hari berada dalam pembuluh darah paru – paru.
Patologi dan Gejala klinis
Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala
Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dapat ditemukan diseluruh tubuh dan menimbulkan ganguan konjungtiva mata, pangkal hidung hingga menyebabkan iritasi, sakit, pelupuk mata bengkak hingga gangguan penglihatan. Secara psikis pasien sangat menderita. Pada saat – saat tertentu penderita menjadi hipersensitif terhadap zat sekresi cacing dan menyebabkan reaksi radang yang bersifat temporer (Khas = Calabar swelling).
Terjadi pembengkakan ditangan / lengan tetapi tidak sakit. Pembengkakan dapat sebesar telur ayam yang timbul secara spontan, dan menghilang setelah beberapa hari kemudian sebagian manifrestasi supersensitif hospes terhadap parasit. Masalah utama adalah bila cacing masuk keotak→ Ensefalitis..
* Onchocerca volvulus / filariasis volvulus *
Penyakitnya disebut Onkoserkosis, River blindness, blinding filariasis.
Ditemukan pada manusia didaerah afrika, kongo, angola, sudan, amerika tengah, selatan guatemala, mexico, venezuela.
Onkosersiasis ditularkan oleh lalat simulium yang terdapat didaerah pegunungan yang mempunyai air sungai yang deras.
Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu dengan lainnya seperti benang kusut dalam benjolan (tumor). Bentuknya seperti kawat, putih opalesen dan transparan.
Patologi dan Gejala klinis
Manifestasi Onkoserkosis terutama berupa kelainan pada kulit, sistem limfatik dan mata.
Ada 2 tipe Onkoserkosis.
1. Tipe forest : kelainan kulit > dominan
2. Tipe savanna : Kelainan mata > dominan
Ada 2 tipe proses patologi yang ditimbulkan parasit ini :
  • Oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat – serat yang menggelilingi cacing didalam jaringan tersebut berupa benjolan – benjolan dari kecil = besar (sebesar lemon), dengan jumlah sedikir = ratusan. Letak benjolan biasanya pada tonjolan-2 tulang, dapat digerakkan /digeser tanpa rasa nyeri.
  • Oleh Mikrofilaria yang dikeluarkan cacing betina dan ketika mikrofilia beredar dalam jaringan menuju kulit. Kelainan yang ditimbulkan oleh microfilaria lebih hebat dari cacing dewasa, karena microfilaria dapat menyerang mata → peradangan dan menimbulkan gangguan syaraf optic dan retina hingga kebutaan.

1 komentar: